Teknologi pengawetan dan pengolahan untuk Meningkatkan Ketersediaan dan Keamanan Daging dan Produk Daging di Negara Berkembang
Penulis: Rio Dwisandy Studio
Produk oleh Favorite Meat Processing - Bali
Kebutuhan ternak dan
suplai makanan di negara berkembang meningkat tajam. Jumlah total produksi
daging di negara berkembang melambung dari 30 juta ton di tahun 1970 menjadi 69
juta ton di tahun 1990. Dan itu terus melonjak menjadi 105 juta ton di tahun 2000, dan mencapai 143
juta ton di tahun 2010. Jumlah kebutuhan negara berkembang sekarang telah
mengisi hampir dari setengah jumlah total produksi daging dunia. Walaupun
tingkat konsumsi produk dari ternak nya masih rendah, permintaan nya akan terus
bertambah dikarenakan oleh pertambahan penduduk yang cepat dan kecenderungan
dari penghasilan yang makin tinggi pula.
![]() |
| Bagian pengemasan dalam pabrik makanan. (Foto oleh anbglobal.com) |
Walaupun jumlah produksi di kebanyakan negara berkembang sudah meningkat, proporsi dari daging di dalam pola makan/ diet dari konsumen rata-rata masih cukup rendah. Ini dikarenakan karena populasi manusia yang tumbuh hampir secepat pertumbuhan produksi daging (di Afrika bahkan sudah melampaui), dan juga karena daging langka di tempat-tempat tertentu dan harganya cukup tinggi.
Kurang nya jumlah hasil
produk dari ternak di beberapa area negara berkembang disebabkan oleh sistem
pasar yang masih tradisional, dimana daging segar yang belum diolah dijual di
pasar beberapa jam setelah pemotongan. Sistem ini digunakan di semua tempat
berkembang dimana tidak ada sistem pendinginan ataupun adanya tempat
penyimpanan.
Walaupun ternak dibesarkan
di area pedesaan, seringkali daging tidak tersedia dikarenakan oleh pemotongan
yang dilakukan di daerah perkotaan. Biaya juga membatasi konsumsi dari produk
daging. Di banyak negara berkembang, pendapatan rata-rata dalam sehari setara
dengan harga 1 kg daging. Jadi tidaklah heran jika banyak konsumen hanya bisa
sesekali mengkonsumsi produk daging dan bukan menjadi bagian dari pola makan
rutin. Rata-rata konsumsi daging per kapita dalam setahun adalah 20 kg,
dibandingkan dengan negara berkembang yang mencapai angka 80 kg. Bahkan di
negara yang sangat kekurangan, jumlahnya bisa hanya mencapai 5 kg dan bahkan
lebih rendah lagi.
![]() |
| Penempatan daging dalam wadah untuk diproses. (Foto oleh foodindustryexecutive.com) |
Karena itu untuk menjamin kebutuhan konsumen dengan jumlah daging dan produk daging yang banyak ada 2 aspek yang sangat penting. Teknik pengolahan yang baik juga diperlukan untuk bisa mencapai 2 aspek ini, yaitu:
Shelf-Stability
artinya adalah makanan
yang diolah sehingga bisa disimpan dalam suhu ruang, tanpa memerlukan lemari
pendingin. Dengan menggunakan teknik pengolahan yang spesifik, maka sistem
pasar yang tradisional bisa sedikit dihilangkan. Selain produk bisa bertahan
lebih lama, penyebaran nya juga bisa lebih luas. Masyarakat yang berada di
daerah terpencil yang jauh dari daerah produsen bisa ikut menikmati produk
daging tersebut dan memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.
Terjangkau
Pengolahan daging juga
bisa mengurangi permasalahan harga, dan di waktu yang bersamaan juga membuat
bahan-bahan mentah bisa di klasifikasikan lagi menjadi 2 yaitu, produk yang
"berharga" dan produk yang "kurang berharga". Bagian yang
dianggap "kurang berharga" dikarenakan rasa dan tekstur yang mungkin
dianggap kelas 2 mungkin saja bisa sangat berharga saat dilihat dari sisi
nutrisi dan gizinya. Daging memiliki banyak bagian dan bisa digunakan di dalam
produk pengolahan daging. Sehingga produk yang berkualitas tinggi bisa
dihasilkan dari bahan material yang kemungkinan besar lebih murah, dan material
yang mahal bisa dijual ke konsumen yang mampu membelinya.
Satu aspek yang sangat
penting dan terkadang kurang diperhatikan di negara berkembang, yaitu masalah
pemotongan yang higienis. Kebanyakan rumah potong tidak seimbang dengan pabrik
pengolahan daging. Dimana pengolah daging biasanya dari perusahaan besar, dan
rumah potong diurus oleh masyarakat umum yang di "Sewa" oleh
perusahaan pengolahan daging. Kemudian banyaknya rumah potong yang kurang
berkembang sehingga masih menggunakan cara yang tradisional dan kurangnya
fasilitas untuk menghasilkan lingkungan yang higienis.
![]() |
| Inspeksi kualitas ayam. (Foto oleh bakeryandsnacks.com) |
Selain pengembangan rumah potong, inspeksi juga diperlukan untuk menghasilkan bahan mentah yang higienis. Tanpa ada nya pengawasan maka bukannya bermanfaat untuk konsumen, tetapi malah mengakibatkan penyakit. Lebih parah lagi jika menyebarnya wabah di masyarakat, dimana akan semakin membuat daya konsumsi masyarakat menurun drastis.
![]() |
| Mesin yang mengangkut daging ayam dalam pabrik. (Foto oleh dutchfoodsystems.com) |
Lalu hal terakhir. Selain untuk memenuhi kebutuhan daging di masyarakat, teknologi pengolahan daging harus dikembangkan untuk membuka lapangan pekerjaan. Dengan banyak nya usaha pengolahan daging, maka akan banyak tenaga kerja yang diserap sehingga mempengaruhi perekonomian negara berkembang. Kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat, dan masyarakat semakin mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi mereka. Pastinya untuk masa depan dan generasi mendatang yang lebih berkembang dan sehat.
Favorite Meat Processing
Premium Class
100% Halal & HACCP Certified
"When meat gives you inspiration"
Address
Premium Class
100% Halal & HACCP Certified
"When meat gives you inspiration"
Address
Jl. Mertasari 88-89 Sidakarya, Denpasar - Bali, Indonesia
Tlp. 0361 725 378 / 723 666. Fax. 0361 725 372
Sosial Media
Fanpage: Favorite Meat Processing
Instagram: favorite.meat.processing
Website: www.favorite.co.id





Komentar
Posting Komentar