Daging Sapi dan Proses Produksinya

Penulis: Rio Dwisandy Studio
Produk oleh Favorite Meat Processing - Bali


Daging sapi adalah salah satu produk dari sapi yang sudah dikonsumsi manusia dari zaman prasejarah. Daging sapi juga merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan juga nutrisi yang penting. Dengan berbagai bagian daging yang bisa di konsumsi, daging sapi  banyak cara untuk diolah menjadi berbagai macam hidangan makanan dan juga berbagai kegunaan.


Daging sapi, selain dimakan juga memiliki banyak kegunaan. (Foto oleh www.osas.com)











Sapi potong adalah jenis sapi yang diternakkan untuk dimanfaatkan dagingnya (berbeda dengan sapi perah yang dimanfaatkan susunya). Biasanya terdapat tiga tahapan utama dalam produksi daging sapi, yaitu tahap pengasuhan, penggembalaan dan pemberian pakan. Sapi potong yang masih berumur di bawah 1 tahun menghasilkan Daging sapi muda yang memiliki kualitas berbeda dengan daging sapi biasa. Selain dimanfaatkan dagingnya, sapi potong juga menghasilkan kulit dan bahan-bahan shampo juga kosmetik.

Lalu bagaimana dari sapi bisa "diproduksi" menjadi daging sapi? Tahap pertama adalah pengasuhan dan perkembangbiakan. Sapi yang sudah dewasa dikawinkan untuk menghasilkan lebih banyak sapi yang akan dirawat sampai besar. Proses ini diulangi terus menerus untuk menghasilkan keturunan dan kualitas yang diinginkan.

Kemudian tahapan berikutnya adalah pemberian pakan. Biasanya sapi-sapi dimasukan ke dalam kandang-kandang yang merupakan bagian dari sistem Factory Farming (Peternakan Pabrik), yaitu usaha untuk membudidayakan hewan ternak di dalam bangunan dengan kepadatan tinggi. Di tempat ini sapi akan diberi makanan yang sudah diracik dengan berbagai kandungan nutrisi untuk menambah pertumbuhan daging sapi. 

Salah satu alasan sapi-sapi ini ditempatkan ke dalam kandang, selain untuk merawat sapi sebanyak-banyaknya dengan tetap hemat ruangan, sapi-sapi yang di dalam kandang tidak banyak bergerak sehingga memungkinkan beratnya semakin bertambah banyak. Setelah sapi sudah cukup besar maka akan dibawa ke tempat pemotongan.


Salah satu proses pemotongan daging sapi. (Foto oleh theplate.nationalgeographic.com)












Peternakan dengan sistem Factory Framing ini memiliki berbagai aspek yang tidak bisa dipandang sebelah mata, yaitu:

Biaya moneter rendah

Praktik peternakan intensif memproduksi bahan pangan yang bisa dijual dengan harga murah ke konsumen Hal ini dicapai dengan mengurangi biaya penggunaan lahan, biaya manajemen, dan biaya pakan melalui metode pertanian subsidi pemerintah. Namun kritik mencuat dari Michael Pollan bahwa "industri bahan pangan murah hanya terlihat murah karena biaya sesungguhnya dibebankan kepada lingkungan dalam bentuk polusi udara dan air serta degradasi tanah; dibebankan kepada kantong masyarakat karena memanfaatkan subsidi pemerintah; dibebankan kepada kesehatan masyarakat karena berbagai penyakit yang disebabkan oleh produk peternakan pabrik termasuk kesehatan pekerja pabrik; serta kesejahteraan hewan ternak.

Standarisasi

Metode peternakan pabrik mengizinkan peningkatan konsistensi dan pengendalian terhadap output produk. Hal ini bisa menyebabkan keragaman genetik yang rendah di antara hewan ternak. Namun bisa meningkatkan kesamaan kualitas dari hasil produksi

Efisiensi

Penempatan hewan ternak di dalam ruangan bisa diawasi lebih baik dibandingkan hewan yang dilepaskan (free range). Hewan yang terkena penyakit juga bisa dirawat lebih cepat.

Kontribusi Ekonomi

Besarnya aktivitas peternakan pabrik membawa uang masuk ke wilayah sentra produksi serta menyediakan lapangan kerja.

Keamanan Pangan

Pengurangan jumlah jenis dan keragaman fasilitas produksi pertanian diakibatkan oleh regulasi dan membuat pengawasan kualitas menjadi lebih mudah. Namun kondisi yang padat dan kotor menyebabkan penyakit dan bakteri seperti Escherichia coli bisa berpindah lebih mudah antar hewan. Penggunaan antibiotik terus menerus dapat mengakibatkan munculnya strain parasit yang lebih tahan antibiotik. Karena itu menjaga kebersihan sangat penting

Kesejahteraan Hewan

Peternakan besar akan membutuhkan sumber daya tinggi untuk mempertahankan kesehatan hewan. Peternakan yang besar akan mempekerjakan banyak staf ahli (dokter hewan, dan sebagainya) yang bekerja siang dan malam untuk memantau kesehatan hewan, dan hal ini akan sulit dilakukan peternakan kecil akibat kesulitan biaya. Penggunaan antibiotik mampu menanggulangi masalah kesehatan hewan hingga batas tertentu, namun sempitnya ruang hidup dan makanan yang sama setiap saat masih menjadi pertanyaan pada aspek kesejahteraan hewan. Selain itu, interaksi antar hewan karena sempitnya kandang dan hewan dengan kandang bisa menyebabkan luka.

Penyakit

Peternakan intensif akan menyebabkan evolusi penyakit berbahaya lebih mudah. Banyak penyakit yang bisa tersebar cepat melalui populasi hewan ternak yang tinggi, dan genetic reassortment (kombinasi genetik) untuk meningkatkan kekebalan terhadap antibiotik dan pestisida menjadi lebih sering terjadi bagi parasit. Dan beberapa bukti menyimpulkan bahwa penggunaan antibiotik pada hewan ternak akan menyebabkan resistensi antibiotik parasit pada manusia.

Pencemaran

Kuantitas kotoran hewan yang diproduksi tentu saja sangat tinggi. Sungai, danau, dan air tanah berada dalam ancaman ketika kotoran hewan tidak didaur ulang scara benar. Gas polutan juga dihasilkan, seperti gas rumah kaca metana dari gas uang hewan ternak. Pada kondisi yang kurang intensif, dekomposisi alami bisa terjadi lebih cepat. Sangat diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas pemrosesan limbah ternak.

Etika

Kekejaman terhadap hewan seperti pemadatan, penyeretan, modifikasi tubuh hewan seperti pemotongan kuku dan tanduk sapi dapat menyebabkan rasa sakit dan stress berlebih. Osteoporosis dan kerusakan tulang lainnya dapat terjadi. Kondisi psikologis hewan yang tidak normal (rasa bosan, depresi, frustasi) dapat ditunjukkan dengan perilaku seperti gerakan yang terus menerus berulang, gerakan merusak fasilitas ternak, atau minim respon dan gerakan jika dibandingkan dengan hewan lain.

Keanekaragaman Hayati

Usaha peternakan monokultur (pembiakan satu jenis ras terus menerus) memberikan hasil peternakan yang tinggi namun dengan risiko hilangnya ras tertentu yang dianggap tidak menguntungkan. Rendahnya keragaman genetik akan menyebabkan potensi wabah penyakit tertentu yang mampu menginfeksi banyak hewan dalam satu waktu sehingga dalam sesaat bisa menyebabkan berkurangnya stok daging, seperti contoh kasus flu burung.

Kita sekarang mengetahui bahwa seiring jaman memproduksi sapi bukan hanya mengambil daging dari sapi saja. Tetapi banyak faktor yang juga terlibat dalam produksi yang harus diperhatikan. Baiknya kita lebih menghargai dan mensyukuri setiap makanan, terutama daging sapi yang bisa kita nikmati. Karena proses produksinya yang tidak mudah untuk menghasilkan sebuah produk yang berkualitas.


                                                                                                                                       



Favorite Meat Processing
Premium Class
100% Halal & HACCP Certified

"When meat gives you inspiration"

Address
Jl. Mertasari 88-89 Sidakarya, Denpasar - Bali, Indonesia
Tlp. 0361 725 378 / 723 666. Fax. 0361 725 372

Sosial Media
Website: www.favorite.co.id

Komentar

Postingan Populer